Wednesday, March 12, 2008

HIDUP SEBELUM ZAMAN DINOSAURUS; Ikan Purba Gentayangan di Indonesia


Ikan yang hidup sebelum zaman dinosaurus ternyata berkeliaran di Indonesia, dan dijuluki ‘fosil hidup’ yang nama internasionalnya coelacanth. Moncong ikan ini nampak sangar dan beratnya lebih 50 kg. ‘Fosil hidup’ ini diketahui ada di Indonesia ketika Marks Erdmann, biolog kelautan Universitas California, Amerika, menemukannya di pasar tradisional Manado pada 1997, dan membelinya. Penduduk setempat menyebut ‘raja ikan’. Setelah itu Erdmann melakukan perjalanan ilmiah di perairan Sulawesi untuk menyelidiki jenis ikan yang kemudian diberi nama ‘Latimeria Menadoensis’ pada 1999. Akhir Juni 2006 coelacanth terlihat di perairan Sulawesi dengan sisik kecoklatan. Para pakar Jepang dari Aquamarine Fukushima, dan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, juga pernah menemukan di perairan Sulawesi dan sempat merekam 5 coelacanth yang diperkirakan hidup 80 juta tahun lalu. Coelacanth memiliki ciri khas ikan purba. Ekornya berbentuk seperti sebuah kipas, matanya besar, dan sisiknya terlihat tidak sempurna. ‘Fosil hidup’ itu pertama kali ditemukan 22 Desember 1938 di di kuala sungai Chalumna, Afrika Selatan karena terjerat jaring ikan hiu. Hendrik Goosen, kapten kapal, tertarik dengan ikan aneh itu kemudian mengirimkannya ke museum di kota East London yang dipimpin Nn Marjorie Courtney-Latimer. Sket ikan itu diberikan kepada iktiologis atau ahli ikan London, Dr James Leonard Brierley Smith. Setelah diteliti dan didiskripsi dan ditulis dalam artikel di jurnal Nature pada 1939. Ikan itu ia beri nama Latimeria chalumnae untuk mengenang sang kurator museum dan lokasi penemuan ikan yang panjangnya 1,9 meter dengan sisik-sisik besar berwarna biru mengkilat. Karena penemuan itu tersiar luas lewat media, maka satu persatu pakar kelautan melakukan ekspedisi. Saat penelitian di perairan Afrika Selatan, diketahui coelacanth masih gentayangan disitu. Spesies coelacanth juga diketahui hidup di Kepulauan Komoro Samudera Hindia, Mozambik, dan Madagaskar. 29 Desember 1952 Prof Smith juga mendapat seekor coelacanth hidup dari kawasan Pamanzi, Komoro. Para pakar mengatakan, fosil Hidup di Afrika dan Indonesia sudah mendiami perairan sejak masa 400 juta tahun lalu, dan masih ada hingga kini. Bentuknya pun tak mengalami evolusi. Berdasarkan uji usia, fosil coelacanth berasal dari masa Pertengahan Devonian Lebih kurang 390 juta tahun lalu. Setelah beberapa kali penemuan Coelacanth di lepas pantai dan kawasan perairan Afrika, para ilmuwan yakin bahwa ikan bersisik besar, kasar, dan biru berkilau itu memang masih tersebar dalam populasi terbatas di bumi. Coelacanth dari kata Yunani ‘coelia’ (berongga) dan ‘acanthos’ (duri), sehingga disebut ‘duri yang berongga’. Sampai saat ini 2 spesies hidup Coelacanth yang ditemukan yaitu Coelacanth Komoro, Latimeria chalumnae dan Coelacanth Sulawesi, Latimeria menadoensis. Hingga tahun 1938, ikan yang berkerabat dekat dengan ikan paru-paru ini dianggap telah punah semenjak akhir Masa Kretaseus, sekitar 65 juta tahun yang silam. Ikan ini hidup pada kedalaman laut lebih 150 meter. Diperkirakan masih terdapat populasi-populasi coelacanth yang lain di dunia, termasuk di bagian lain Nusantara, karena ikan ini hidup terisolir di kedalaman laut, terutama di sekitar pulau-pulau vulkanik. Mei 2007, seorang nelayan Indonesia menangkap seekor coelacanth di lepas pantai Propinsi Sulawesi Utara. Panjangnya 131 centimeter dengan berat 51 kg. (W Poer)

0 komentar:

Latest Internet Resources
Updated daily
Brought to you by: resource-a-day.net

Contact me at : djoen_juvenet@yahoo.com

Template by - Abdul Munir - 2008 - Thanks to Anbhar for your Image